You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Babahan
Babahan

Kec. Penebel, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Selamat datang di Website Resmi Desa Babahan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Provinsi Bali Indonesia

SEJARAH DESA

Bagus Setiawan 26 Oktober 2023 Dibaca 170 Kali
SEJARAH DESA
  • Sejarah Desa

Kata Babahan, menurut kamus Jawa Kuno berarti gapura atau pintu gerbang. Kata babar atau babahan berarti melewati atau melintasi. Kata-kata yang serumpun dengan kata babahan adalah kata pabahan yang dalam bahasa Bali berarti ubun-ubun atau Ciwa Dwara yang artinya pintu gerbang atau jalan menuju kesucian.

Nama Desa Babahan disusun berdasarkan tata letak desa itu sendiri. Letaknya yang strategis dalam lintas tempat-tempat suci, yaitu jalan lintas menuju gunung yang berderetan di bagian utara Desa Babahan. Gunung dalam kepercayaan Agama Hindu merupakan tempat yang sangat disucikan sebagai tempat persemayaman para Dewata. Gunung sebagai tempat yang disucikan dapat dilihat dari bangunan-bangunan atau peninggalan suci seperti pura, kahyangan.

Kata babahan yang berarti gapura atau intu gerbang atau jalan melintas menuju kesucian lebih dikuatkan dengan adanya beberapa tempat yang memakai nama berhampiran dengan kata babahan, seperti nama desa, banjar, yang kini bertetangga dengan Desa Babahan, seperti Bolangan (Bolong = leng = luang = dwara = pintu), Senganan (Songan = Song = Lobang = Dwara = Pintu ).

Kata babahan yang berarti gapura (pintu gerbang kesucian) lebih dibenarkan berdasarkan Prasasti Babahan I, yang bertahun Caka 839 atau 917 Masehi. Prasasti ini terdapat di Pura Puseh Jambelangu (Bolangan) Desa Babahan. Prasasti Babahan I merupakan prasasti tembaga, ditulis sebagai peringatan perjalanan Raja Cri Ugra Cena dari Kerajaan Singha Mandawa (Singa Dwara) yang bertahun Caka 837 – 864 atau 915 – 942 Masehi.

Dikisahkan perjalanan Raja Cri Ugra Cena menuju Bali Utara dan memberikan anugrah atau hak pendirian sebuah pertapaan kepada seorang Rsi di Bang Hyang Siddhi (Sekarang bernama Bang Khyang Sidem) yang bergelar Pita Maha. Pada saat itu di Desa Babahan telah berdiri sebuah desa yang bernama Jambelangu atau Majelangu. Pada waktu itu palemahan (daerah) Desa Babahan yang sekarang ini masih merupakan hutan belantara. Sedangkan di sebelah selatan hutan tersebut terdapat sebuah desa yang bernama Desa Jengkohok.

Pada suatu saat Desa Jambelangu diserang oleh serangga (semut). Penduduknya mengungsi, ada yang pindah ke Bolangan, Bugbugan dan sebagian lagi pindah ke tempat yang kosong (hutan), yakni disebelah utara Desa Jengkohok. Demikian juga Desa Jengkohok lenyap, ada yang pindah ke Dukuh, Ubung (desa Penebel) dengan meninggalkan sebuah Pura Puseh (Pura Puseh Desa Pakraman Babahan). Dengan kronologis yang demikian menyebabkan Desa Pakraman Babahan memiliki Pura Puseh di sebelah selatan desa (di teben desa).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Babahan merupakan desa kelanjutan (perpindahan) dari Desa Jambelangu yang berdiri pada jaman Pemerintahan Raja Cri Ugra Cena dari Kerajaan Singha Mandawa (Caka 837 – 864 atau 915 – 942 Masehi). Disamping itu Desa Babahan merupakan salah satu desa tua (purba) yang memiliki beberapa peninggalan purbakala seperti Prasasti Babahan I, Linggodbhawa, Lingga Yoni dan Patung Ganesha.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan